TUBUH BUGAR, PENYAKIT
ENGGAN DATANG
Memiliki anak yang sehat alias tak
gampang sakit sebetulnya mudah saja. Sembari memberi makanan bergizi, bentuklah
mereka menjadi anak yang bugar dengan membiasakan beraktivitas fisik.
MOTORIKNYA KUAT DAN
CEPAT
Banyak keuntungan bila anak suka berkativitas
fisik sejak dini. Contoh, lewat beraktivitas fisik dan berolahraga, koordinasi
anggota tubuh tangan-kaki, mata-tangan, mata-tangan-kaki menjadi terasah.
Bahkan bisa membuat pertumbuhan tinggi badan anak jadi lebih optimal karena
dengan berolahraga, hormon pertumbuhan di dalam tubuh jadi terpicu. Manfaat
jangka panjang, ketrampilan motorik anak jadi lebih kuat sekaligus cepat.
Kelak, staminanya optimal dan produktivitasnya tergolong tinggi.
TAK BIKIN GEMUK
Bagi
si kecil yang sulit makan, aktivitas fisik bisa membuatnya menjadi lahap.
Pasalnya, olahraga membuat ia mudah lapar. Di sisi lain, meski si anak jadi
gampang makan, rajin berolahraga fisik tak akan membuat anak jadi gemuk/obese
karena kalori yang masuk akan terbakar lagi. Otot, jantung dan peredaran darah
juga menjadi baik. Tulang pun semakin kuat, sehingga saat lanjut usia terhindar
dari resiko keropos tulang (osteoporosis). Dengan kondisi bugar dan sehat
seperti ini, kecil kemungkinan anak mudah terserang penyakit.
JADI “PEDE”
Bagi
bayi, membiasakan diri berolahraga dapat dimulai dengan bermain bersama ayah
dan ibu, semisal bermain guling-gulingan. Di usia balita, olahraga dapat
dilakukan dengan bermain loncat dan lari, seperti meloncati halang rintang
berupa jejeran guling yang diberi jarak atau berlari mengitari kursi meja. Yang penting,
lingkungan sekitarnya aman dan lapang untuk anak. Bisa juga jalan pagi atau
berlari kecil di taman, bermain sepeda, bersepatu roda, dan sebagainya.
Kegiatan fisik lain yang disarankan adalah main lempar bola, lompat kodok,
meniti trotoar, dan lainnya. Mengajak anak bergerak dan menari mengikuti irama,
juga amat disarankan karena sangat baik untuk melatih harmonisasi anak sehingga
bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Intinya, tak perlu berolahraga
yang serius-serius dulu. Toh untuk anak usia ini, tujuan “olahraga” adalah agar
anak banyak bergerak.
Barulah
setelah si kecil masuk usia sekolah (6 – 12 tahun), aktivitas fisiknya dapat
ditingkatkan ke arah yang lebih serius. Bermain kasti, basket, dan bola kaki,
misal, sangat baik untuk melatih ketrampilan menggunakan otot kaki.
SESUAI KEMAMPUAN ANAK
Prinsip
lain, jangan memforsir si kecil. Sesuaikan dengan kemampuannya karena anak
lebih cepat capek dibandingkan orang dewasa. Aktivitas cukup dilakukan setengah
jam atau satu jam diselingi istirahat. Kecapekan dapat menyebabkan kekebalan
tubuh menurun karena kondisi lelah hanya akan membuatnya mudah tertular
penyakit. Jangan pula terpaku padasatu macam aktivitas fisik untuk menghindari
kebosanan. Kalau bosan, anak bisa-bisa enggan diajak berolahraga kembali. Lebih
baik lagi kalau orang tua ikut melakukan olahraga bersama-sama anak agar
kegiatan bermanfaat ini dirasa lebih menyenangkan. Sesekali libatkan pula
teman-temannya agar kegiatan menyenangkan ini bisa menular ke anak-anak yang
lain.
Untuk Artikel Selanjutnya bisa membuka URL dibawah ini "
http://ibudananashop.blogspot.com/2014/07/tips-9-cara-membuat-bayi-senang-olahraga.html
Untuk Artikel Selanjutnya bisa membuka URL dibawah ini "
http://ibudananashop.blogspot.com/2014/07/tips-9-cara-membuat-bayi-senang-olahraga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar