Minggu, 27 Juli 2014

Menjaga Tubuh Anak Menjadi Sehat Dan Bugar


TUBUH BUGAR, PENYAKIT ENGGAN DATANG

            Memiliki anak yang sehat alias tak gampang sakit sebetulnya mudah saja. Sembari memberi makanan bergizi, bentuklah mereka menjadi anak yang bugar dengan membiasakan beraktivitas fisik.



MOTORIKNYA KUAT DAN CEPAT

            Banyak keuntungan bila anak suka berkativitas fisik sejak dini. Contoh, lewat beraktivitas fisik dan berolahraga, koordinasi anggota tubuh tangan-kaki, mata-tangan, mata-tangan-kaki menjadi terasah. Bahkan bisa membuat pertumbuhan tinggi badan anak jadi lebih optimal karena dengan berolahraga, hormon pertumbuhan di dalam tubuh jadi terpicu. Manfaat jangka panjang, ketrampilan motorik anak jadi lebih kuat sekaligus cepat. Kelak, staminanya optimal dan produktivitasnya tergolong tinggi.
 

TAK BIKIN GEMUK

Bagi si kecil yang sulit makan, aktivitas fisik bisa membuatnya menjadi lahap. Pasalnya, olahraga membuat ia mudah lapar. Di sisi lain, meski si anak jadi gampang makan, rajin berolahraga fisik tak akan membuat anak jadi gemuk/obese karena kalori yang masuk akan terbakar lagi. Otot, jantung dan peredaran darah juga menjadi baik. Tulang pun semakin kuat, sehingga saat lanjut usia terhindar dari resiko keropos tulang (osteoporosis). Dengan kondisi bugar dan sehat seperti ini, kecil kemungkinan anak mudah terserang penyakit.


JADI “PEDE”

Bagi bayi, membiasakan diri berolahraga dapat dimulai dengan bermain bersama ayah dan ibu, semisal bermain guling-gulingan. Di usia balita, olahraga dapat dilakukan dengan bermain loncat dan lari, seperti meloncati halang rintang berupa jejeran guling yang diberi jarak atau berlari  mengitari kursi meja. Yang penting, lingkungan sekitarnya aman dan lapang untuk anak. Bisa juga jalan pagi atau berlari kecil di taman, bermain sepeda, bersepatu roda, dan sebagainya. Kegiatan fisik lain yang disarankan adalah main lempar bola, lompat kodok, meniti trotoar, dan lainnya. Mengajak anak bergerak dan menari mengikuti irama, juga amat disarankan karena sangat baik untuk melatih harmonisasi anak sehingga bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Intinya, tak perlu berolahraga yang serius-serius dulu. Toh untuk anak usia ini, tujuan “olahraga” adalah agar anak banyak bergerak.
Barulah setelah si kecil masuk usia sekolah (6 – 12 tahun), aktivitas fisiknya dapat ditingkatkan ke arah yang lebih serius. Bermain kasti, basket, dan bola kaki, misal, sangat baik untuk melatih ketrampilan menggunakan otot kaki.

SESUAI KEMAMPUAN ANAK

Prinsip lain, jangan memforsir si kecil. Sesuaikan dengan kemampuannya karena anak lebih cepat capek dibandingkan orang dewasa. Aktivitas cukup dilakukan setengah jam atau satu jam diselingi istirahat. Kecapekan dapat menyebabkan kekebalan tubuh menurun karena kondisi lelah hanya akan membuatnya mudah tertular penyakit. Jangan pula terpaku padasatu macam aktivitas fisik untuk menghindari kebosanan. Kalau bosan, anak bisa-bisa enggan diajak berolahraga kembali. Lebih baik lagi kalau orang tua ikut melakukan olahraga bersama-sama anak agar kegiatan bermanfaat ini dirasa lebih menyenangkan. Sesekali libatkan pula teman-temannya agar kegiatan menyenangkan ini bisa menular ke anak-anak yang lain.

 Untuk Artikel Selanjutnya bisa membuka URL dibawah ini "
http://ibudananashop.blogspot.com/2014/07/tips-9-cara-membuat-bayi-senang-olahraga.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar